A. Pengertian Ketrampilan Berbahasa
Setiap orang saling
berhubungan dengan orang lain dengan cara berkomunikasi. Mereka memiliki ketrampilan berbahasa yang berbeda-beda. Ada orang yang
memiliki ketrampilan berbahasa tinggi, sedang, dan rendah. Orang yang
memiliki ketrampilan berbahasa tinggi akan mudah mencapai tujuan
komunikasi yang ia lakukan. Ketrampilan berbahasa
adalah salah satu unsur penting yang menentukan kesuksesan dalam berkomunikasi.
komunikasi merupakan hubungan antara pengirim pesan dan penerima pesan.
Pengirim pesan menyampaikan pesan berupa pikiran, perasaan, fakta, kehendak
dengan menggunakan lambang-lambang berupa bunyi-bunyi bahasa yang diucapkan.
Proses ini juga bisa disebut encoding yaitu, si pengirim mengubah pesan menjadi bentuk² bahasa yang berupa bunyi² yang diucapkan. Pesan (bunyi) ini disampaikan kepada penerima pesan, aktivitas inilah yang biasa kita sebutvdengan istilah berbicara. Penerima pesan melakukan aktivitas decoding yaitu mengubah bentuk² bahasa yang berupa bunyi² lisan tersebut kembali menjadi pesan. aktivitas ini biasa kita sebut dengan istilah menyimak. Pengirim pesan yang menyampaikan pesan menggunakan lambang² berupa tulisan biasa disebut dengan istilah menulis. Dalam proses encoding si pengirim mengubah pesan menjadi bentuk² bahasa tertulis, kemudian dikirimkan kepada penerima. Penerima pesan ini berupaya memaknai bentuk² bahasa tertulis itu sehingga pesan dapat diterima secara utuh. Aktivitas inilah yang kita kenal dengan istilah membaca. Kegiatan komunikasi terbagi menjadi 3, yaitu :
Proses ini juga bisa disebut encoding yaitu, si pengirim mengubah pesan menjadi bentuk² bahasa yang berupa bunyi² yang diucapkan. Pesan (bunyi) ini disampaikan kepada penerima pesan, aktivitas inilah yang biasa kita sebutvdengan istilah berbicara. Penerima pesan melakukan aktivitas decoding yaitu mengubah bentuk² bahasa yang berupa bunyi² lisan tersebut kembali menjadi pesan. aktivitas ini biasa kita sebut dengan istilah menyimak. Pengirim pesan yang menyampaikan pesan menggunakan lambang² berupa tulisan biasa disebut dengan istilah menulis. Dalam proses encoding si pengirim mengubah pesan menjadi bentuk² bahasa tertulis, kemudian dikirimkan kepada penerima. Penerima pesan ini berupaya memaknai bentuk² bahasa tertulis itu sehingga pesan dapat diterima secara utuh. Aktivitas inilah yang kita kenal dengan istilah membaca. Kegiatan komunikasi terbagi menjadi 3, yaitu :
Keberhasilan suatu proses komunikasi sangat
bergantung pada proses encoding dan decoding yang sesuai dengan konteks
komunikasi. seseorang memiliki ketrampilan berbicara apabila yang bersangkutan
terampil memilih bunyi² bahasa (berupa kata, kalimat, serta tekanan dan nada)
secara tepat serta memformulasikannya secara tepat pula guna menyampaikan
pikiran, perasaan, gagasan, fakta, perbuatan dalam suatu konteks komunikasi. Seseorang
memiliki ketrampilan menyimak apabila yang bersangkutan memiliki kemampuan
menafsirkan makna dari bunyi² bahasa ( berupa kata, kalimat, tekanan, dan nada
) yang disampaikan pembicara dalam suatu konteks komunikasi. Seseorang memiliki
ketrampilan menulis apabila yang bersangkutan dapat memilih bentuk² bahasa
tertulis ( berupa kata, kalimat, paragraf ) serta menggunakan retorka (
organisasi tulisan ) yang tepat guna mengutarakan pikiran, perasaan, gagasan,
dan fakta. Seseorang memiliki ketrampilan membaca apabila yang bersangkutan
dapat menafsirkan makna dan bentuk-bentuk bahasa tertulis ( berupa kata,
kalimat, paragraf, dan organisasi tulisan ) yang dibacanya.
B. Manfaat Ketrampilan Berbahasa
- Sebagai media dalam mengungkapkan pikiran, mengekspresikan perasaan, dan melaporkan fakta-fakta yang kita alami.
- Mampu memahami pikiran, perasaan gagasan, dan fakta yang disampaikan orang lain kepada kita.
- Mempermudah berkomunikasi
- Guru ; mempermudah menyampaikan materi ajar
- Siswa ; mempermudah menerima materi ajar yang disampaikan gruru.
C. Aspek Ketrampilan Berbahasa
Ketrampilan berbahasa (language
skills) mencakup empat ketrampilan berikut.
- Ketrampilan menyimak (listening skills)
- Ketrampilan berbicara (speaking skills)
- Ketrampilan membaca (reading skills)
- Ketrampilan menulis (writing skills)
Keempat
ketrampilan berbahasa itu saling berkaitan satu sama lain, sehingga untuk
mempelajari salah satu ketrampilan berbahasa, beberapa ketrampilan berbahasa
lainnya juga akan terlibat.
Empat
Aspek Ketrampilan Berbahasa
Dalam memperoleh ketrampilan berbahasa
biasanya kita melalui suatu hubungan urutan yang teratur: mula-mula pada masa
kecil, kita belajar menyimak/mendengarkan bahasa, kemudian membaca, dan
menulis. Dengan demikian, rangkaian pemerolehan ketrampilan berbahasa yaitu
ketrampilan menyimak, berbicara, membaca, kemudian menulis. Ketrampilan
menyimak dan berbicara kita pelajari sebelum memasuki sekolah, sedangkan
ketrampilan membaca dan menulis pada umumnya dipelajari di sekolah. Keempat
aspek ketrampilan berbahasa berhubungan satu sama lain. Hubungan
antarketerampilan berbahasa tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut.
- Ketrampilan MenyimakMenyimak merupakan salah satu jenis ketrampilan berbahasa ragam lisan yang bersifat reseptif. Dengan demikian, menyimak tidak sekedar kegiatan mendengarkan tetapi juga memahaminya. Ada dua jenis situasi menyimak, yaitu situasi menyimak secara interaktif dan situasi menyimak secara noninteraktif. Menyimak secara interaktif terjadi dalam percakapan di teleponn atau yang sejenisnya. Dala menyimak jenis ini, kita bergantian melakukan aktivitas menyimak dan berbicara. Oleh karena itu, kita memiliki kesempatan untuk bertanya guna memperoleh penjelasan, meminta lawan bicara mengulang apa yang diucapkan olehnya atau mungkin memintanya berbicara agak lebih lambat. Kemudian, contoh situasi-situasi mendengarkan noninterkatif, yaitu mendengarkan radio, TV, film, khotbah, atau menyimak dalam acara-acara seremonial. Dalam situasi menyimak noninteraktif tersebut,kita tidak dapat meminta penjelasan dari pembicara, tidak bisa pembicara mengulangi apa yang diucapkan, dan tidak bisa meminta pembicaraan diperlambat.
Berikut ini adalah keterampilan-keterampilan mikro yang terlibat ketika kita berupaya untuk memahami apa yang kita dengar, yaitu pendengar harus mampu menguasai beberapa hal berikut:
a. Menyimpan/mengingat unsur bahasa yang didengar mengguanakan daya ingat jangka pendek (short-term memory);
b. Berupaya membedakan bunyi-bunyi yang membedakan arti dalam bahasa target;
c. Menyadari adanya bentuk-bentuk tekanan dan nada, warna suara, intonasi, dan adanya reduksi bentuk-bentuk kata;
d. Membedakan dan memahami arti kata-kata yang didengar;
e. Mengenal bentuk-bentuk kata khusus (typical word-order patterns);
f. Mendeteksi kata-kata kunci yang mengidentifikasi topik dan gagasan;
g. Menebak makna dari konteks;
h. Mengenal kelas-kelas kata (gramatical wors classes);
i. Menyadari bentuk-bentuk dasar sintaksis;
j. Mengenal perangkat-perangkat kohesif (recognize cohesive device)
k. Mendeteksi unsur-unsur kalimat seperti subjek, predikat, objek, preposisi, dan unsur-unsur lainya. - Ketrampilan Berbicara Berbicara merupakan salah satu jenis ketrampilan berbahasa ragam lisan yang bersifat produktif. Sehubungan dengan ketrampilan berbicara ada tiga jenis situasi berbicara, yaitu interaktif, semiinteraktif, dan noninteraktif. Situasi-situasi berbicara interaktif, misalnya percakapan tatap muka dan berbicara lewat telepon yang memungkinkan adanya pergantian antara berbicara dan menyimak, dan juga memungkinkan kita meminta klarifikasi, pengualangan atau kita dapat meminta lawan bicara mempelambat tempo bicara dari lawan bicara. Situasi semiinteraktif misalnya, dalam berpidato di hadapan umum secara langsung. Dalam situasi ini audiens memang tidak dapat melakukan interupsi terhadap pembicaraan, namun pembicara dapat melihat reaksi pendengar dari ekspresi wajah dan bahas tubuh mereka. Beberapa situasi berbicara dapat dikatakan betul-betul bersifat noninteraktif, misalnya berpidato melalui radio atau televisi.Berikut ini beberapa ketrampilan mikro yang harus dimiliki dalam berbicara. Seorang pembicara harus dapat:
a. Mengucapkan bunyi-bunyi yang berbeda secara jelas sehingga pendengar dapat membedakannya;
b. Menggunakan tekanan dan nada serta intonasi yang jelas dan tepat sehingga pendengar dapat memahami apa yang diucapkan pembicara;
c. Menggunakan bentuk-bentuk kata, urutan kata, serta pilihan kata yang tapat;
d. Menggunkan register atau ragam bahasa yang sesuai terhadap situasi komunikasi, termasuk sesuai ditinjau dari hubungan antara pembicara dan pendengar;
e. Berupaya agar kalimat-kalimat utama (the main sentences constituents) jelas bagi pendengar;
f. Berupaya mengemukakan ide-ide atau informasi tambahan guna menjelaskan ide-ide utama;
g. Berupaya agar wacana berpautan secara selaras sehingga pendengar mudah mengikuti pembicaraan.
- Ketrampilan Membaca Membaca merupakan salah satu jenis ketrampilan berbahasa ragam tulis yang bersifat reseptif. Ketrampilan membaca dapat dikembangkan secara tersendiri, terpisah dari ketrampilan menyimak dan berbicara. Tetapi, pada masyarakat yang memiliki tradisi litersi yang telah berkembang, sering kali ketrampilan membaca dikembangkan secara integrasi dengan ketrampilan menyimak dan berbicara.Ketrampilan-ketrampilan mikro yang terkait dengan proses membaca yang harus dimiliki pembaca adalah:a. Mengenal sistem tulisan yang digunakan;
b. Mengenal kosakata;
c. Menentukan kata-kata kunci yang mengidentifikasikan topik dan gagasan utama;
d. Menemtukan makna-makna kata, termasuk kosa kata split, dari konteks tertulis;
e. Mengenal kelas kata gramatikal: kata benda, kata sifat, dsb;
f. Menentukan konstituen-konstituen dalam kalimat, subjek, predikat, objek, dan preposisi;
g. Mengenal bentuk-bentuk dasar sintaksis;
h. Merekontruksi dan menyimpulkan situasi, tujuan-tujuan, partisipan;
i. Menggunakan perangkat kohesif leksikal dan gramatikal guna menarik kesimpulan-kesimpulan;
j. Menggunakan pengetahuan dan perangkat-perangkat kohesif leksikal dan gramatikal untuk memahami topik utama atau informasi utama;
k. Membedakan ide utama dari detail-detail yang disajikan;
l. Menggunakan strategi membaca yang berbeda terhadap tujuan-tujuan membaca yang berbeda, seperti skimming untuk mencari ide-ide utama atau melakukan studi secaara mendalam. - Ketrampilan Menulis Menulis merupakan salah satu jenis ketrampilan berbahasa ragam
tulis yang bersifat prosuktif. Menulis dapat dikatakan ketrampilan berbahasa
yang paling rumit diantara ketrampilan berbahasa lainnya. Ini karena menulis
bukanlah sekedar menyalin kata-kata dan kalimat-kalimat; melainkan juga
mengembangkan dan menuangkan pikiran-pikiran dalam suatu struktur tulisan yang
teratur.Berikut ini ketrampilan-ketrampilan mikro yang diperlukan dalam
menulis, penulis perlu untuk:a. Menggunakan ortografi dengan benar, termasuk di sini penggunaan ejaan;
b. Memilih kata yang tepat;
c. Menggunakan bentuk kata dengan benar;
d. Mengurutkan kata-kata dengan benar;
e. Menggunakan struktur kalimat yang tepat dan jelas bagi pembaca;
f. Memilih genre tulisan yang tepat, sesuai dengan pembaca yang dituju;
g. Mengupayakan ide-ide atau informasi utama didukung secara jelas oleh ide-ide atau informasi tambahan;
h. Mengupayakan terciptanya paragraf dan keseluruhan tulisan koheren sehingga pembaca mudah mengikuti jalan pikiran atau informasi yang disajikan;
i. Membuat dugaan seberpa banyak pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca sasaran mengenai subjek yang ditulis dan membuat asumsi mengenai hal-hal yang belum mereka ketahui dan penting untuk ditulis.
D. Keterkaitan Antaraspek Ketampilan Berbahasa
Setiap ketrampilan barbahasa mempunyai
hubungan yang erat antara ketrampilan berbahasa yang satu dengan lainnya. Keempat
ketrampilan berbahsa tersebut pada dasarnya merupakan satu kesatuan, merupakan
caturtunggal.
-
Menyimak dan berbicaraMenyimak dan berbicara merupakan kegiatan komunikasi dua arah yang langsung, merupakan komunikasi yang tatap muka atau face to face communication (Brooks, via Targian, 2008:3). Antara menyimak dan berbicara terdapat hubungan yang sangat erat.
- Menyimak dan
membaca
Menyimak dan membaca mempunyai persamaan: kedua-duanya bersifat reseptif, bersifat menerima. Bedanya, menyimak menerima informasi dari sumber lisan atau dari kegiatan membaca, sedangkan membaca menerima informasi dari sumber tertulis atau dari kegiatan menulis. Agar mendapat gambaran yang lebih jelas, perhatikanlah gambar berikut ini.MENYIMAKreseptif (menerima informasi dari sumber)LISAN(hasil kegiatan berbicara)MEMBACATULISAN(hasil kegiatan menulis)Keterampilan menyimak juga merupakan faktor penting bagi keberhasilan seseorang dalam belajar membaca secara efektif.Hubungan antara tujuan menyimak dan kegiatan membaca
Tujuan menyimak
|
Kegiatan
Membaca
|
(i) Untuk membedakan dan menemukan unsur-unsur
fonetik dan struktur kata lisan.
|
(i) Mempergunakan cuplikan-cuplikan yang
mengandung kata-kata yang bersajak.
|
(ii) Untuk menemukan dan memperkenalkan
bunyi-bunyi, kata-kata, atau ide-ide baru kepada penyimak.
|
(ii) Membaca nyaring, langsung, atau buatan. Dalam
hal ini rekaman dapat digunakan.
|
(iii) Menyimak secara terperinci agar dapat
menginterpresentasikan ide pokok dan menanggapinya secara tepat.
|
(iii) Sesudah menyimak, menjukkan ide pokok
beserta detail-detail yang terpancar darinya.
|
(iv)
Menyimak ide utama yang dinyatakan dalam
kelimat topik atau kalimat petunjuk.
|
(iv) Memahami kalimat penunjuk itu terjadi dalam
posisi yang beraneka ragam.
|
Hubungan antara tujuan menyimak dan kegiatan membaca dapat diperjelas dengan gambar berikut ini.
Menyimak dan membaca erat hubungannya dalam hal bahwa keduanya merupakan alat untuk menerima komunikasi.
3. Berbicara dan membaca
Terdapat hubungan
anatara kegiatan berbicara dan membaca antara lain sebagai berikut.
a. Performansi atau penampilan membaca berbeda
sekali dengan kecakapan berbahasa lisan
b. Pola-pola ujaran yang tuanaajsara atau buta
huruf mungkin sekali mengganggu pelajaran membaca bagi anakk-anak
c. Pada tahun-tahun permulaan sekolah, ujaran membentuk
suatu dasar bagi pelajaran membaca, maka membaca bagi anak-anak yang lebih
tinggi kelasnya turut membantu meningkatkan bahasa lisan mereka; misalnya:
kesadaran linguistik mereka terhadap kata-kata baru atau istilah-istilah baru,
struktur kalimat yang baik dan efektif, serta penggunaak kata-kata yang tepat.
d. Kosakata khusus mengenai bahan bacaan haruslah
diajarkan secara langsung. Andai kata muncul kata-kata baru dalam bacaan siswa,
maka hendaklah guru mendiskusikannya dengan siswa agar mereka memahami maknanya
sebelum mereka mulai membacanya.
4. Berbicara dan
menulis
Komunikasi
lisan dan komunikasi tulis erat sekali hubungannya karena keduannya mempunyai
banyak kesejajaran bahkan kesamaan. Berbicara dan menulis erat berhubungan
dalam hal bahwa keduanya merupakan cara untuk mengekspresikan makna.
5. Membaca dan menulis
Membaca dan menulis merupakan aktivitas
berbahasa ragam tulis. Menulis adalah kegiatan berbahasa yang bersifat
prosuktif, sedangkan membaca adalah kegiatan berbahasa yang bersifat reseptif. Seseorang
menulis guna menyampaikan gagasan, perasaan atau informasi dalam bentuk
tulisan. Sebaliknya, seseorang membaca guna memahami gagasan, perasaan, atau
informasi yang disajikan dalam bentuk tulisan tersebut.
Dalam
menulis, seseorang harus melalui tahap-tahap perancanaan, penulisan, dan revisi.
Dalam melakukan perencanaan seringkali penulis melakukan aktivitas membaca yang
ekstensif dan intensif guna menelusuri informasi, konsep-konsep atau
gagasan-gagasan yang akan dijadikan
bagian dari bahan tulisannya, kemudian, dalam proses penulisan si penulis
sering melakukan revisi-revisi dengan cara membaca, lalu menulis kembali secara
berulang-ulang. Jadi, tampak jelas bahwa kemampuan membaca penting sekali bagi
proses menulis.
Sebaliknya
pula, dalam kegiatan membaca pemahaman sering kali kita harus menulis
catatan-catatan, bagan, rangkuman, dan komentar mengenai isi bacaan guna
menunjang pemahaman kita terhadap ini bacaan, bahkakn kadang-kadang kita merasa
perlu untuk menulis laporan mengenai isi bacaan guna berbagi informasi kepada
pembaca lain atau justru sekedar memperkuat pemahaman kita mengenai isi bacaan.
Selain itu, mungkin pula kita terdorong untuk menulis resensi atau kritik
terhadap suatu tulisan yang telah kita baca. Jadi, tampaknya begitu erat kaitan
antara aktivitas membaca dan menulis dalam kegiatan berbahasa.
Sumber: Sunarti dan Deri Anggraini. 2009. Ketrampilan Berbahasa Indonesia. Yogyakarta: Universitas PGRI Yogyakarta.
Sumber: Sunarti dan Deri Anggraini. 2009. Ketrampilan Berbahasa Indonesia. Yogyakarta: Universitas PGRI Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar