Drama korea
bak cafein yang memiliki efek candu bagi konsumernya, yang kebanyakan adalah
kaum remaja. Mengapa bisa demikian?. Drama korea menyuguhkan jalan cerita yang
membuat penasaran, akting pemerannya yang profesional, detail pembuatannya
sangat diperhatikan -mulai dari suara sepatu, angin, kertas dan suara2
lain yang mendukung tampilan drama korea, juga sudut pandang pengambilan gambar
yang tidak monoton-, pemilihan gaya dan make up yang sempurna, ditambah
penggambaran aktor/aktirs utama dengan pesonanya yang membuat kebanyakan remaja
klepek-klepek, juga para pemain drama korea yang tampan dan cantik membuat para
penggemar drama korea tak bosan-bosan memantengi drama ini meskipun telah
diputar-putar berulang-ulang.
Drama korea menciptkan
karakter yang kuat dan mempesona ditambah pemeran yang rupawan menjadikan
penggemar drama korea tergila-gila padanya. Dengan kebiasaan pemeran
yang sering ditonjolkan dalam drama sebagai pembangun karakter, menjadikan
penggemar bahkan tanpa sadar membawanya kedalam kehidupan sehari-hari. Seperti
mengucapkan kata dalam bahasa korea tanpa sadar. Jika penggemar ini
menggunakannya dalam bergaul dengan sesama penggemar drama korea mereka akan nyambung, mereka akan merasa asik-asik
saja, dan merasa keren bak di drama korea. Namun, tidak semua orang mengenal
drama korea, ada yang hanya sekedar tau, ada yang benar-benar tidak tahu, dan
ada yang benci dengan drama korea. Dalam bergaul dengan orang-orang ini,
penggemar yang tidak sengaja mengucapkan atau melakukan kebiasaan yang ada
dalam drama korea tertentu, akan mendapat respon berbeda, mereka mungkin hanya
akan mendiamkan, menganggap aneh, dan bahkan menganggap membosankan.
Bertemu dengan
sesama penggemar drama korea mungkin seperti bertemu saudara yang telah lama
berpisah, kemudian dengan suka-cita menceritakan kisah perjalanan hidup yang
telah dilalui. Dengan raut yang berbinar-binar, semangat yang membara,
kehebohan yang tiada tara, dan bahagia yang luar biasa. Membicarakan drama
korea yang sedang ongoing dengan pemerannya dan jalan ceritanya, ditambah
komentar-komentar memuja pada aktor-aktris pemeran, dari drama korea A
bersambung kedrama korea B hingga sampai Z, takkan ada habisnya.
Seperti ikan
yang lupa pada lautan, mereka juga akan lupa pada lingkungan sekitarnya, yang
mungkin dalam pertemuan itu ada teman lain yang tidak tahu menahu soal drama
korea. Mengacuhkannya, karena terlalu asik dengan dunia(drama korea)nya.
Alhasil temannya ini akan merasa bosan dan tak betah jika bertemu dengan
penggemar drama korea. Namun, ada kemungkinan lain, apabila teman ini merasa
penasaran dan mencari tahu soal dama korea, hingga dipengaruhi para penggemar
untuk mencoba menonton salah satu drama korea. Ahkirnya drama korea akan
menjadi bak gigi zombie, yang membuat orang ini tertular menjadi penggemar gila
drama korea.
Candu. Orang
yang telah kecanduan tentu merasa gelisah dan terganggu psikisnya apabila belum
menikmati hal yang menjadi candunya -drama korea- . Membuatnya menghabiskan
waktu berjam-jam untuk mengobati rasa rindunya pada drama korea. Rasa penasaran
yang timbul membuat penggemar drama korea bahkan rela semalaman tidak tidur
untuk menonton beberapa episode bahkan hingga tamat dalam semalam. Awalnya
mungkin hanya akan menonton satu atau dua episode, tetapi pada akhir episode
biasanya drama korea menyuguhkan cerita yang membuat penasaran, membuat
penggemar ingin melanjutkan satu episode lagi. Namun, hal itu terus berulang
hingga tanpa sadar telah menyelesaikannya hingga ahir episode dan waktu telah
pagi. Hal ini tentu memberikan dampak negatif, karena akan membuatnya menjadi
kurang bersemangat, muka tampak lelah, emosi yang tidak stabil, kantuk yang
luar biasa, serta sulit konsentrasi, yang dapat mengganggu aktifitas kerjanya.
Awalnya mereka
akan merasa puas dan senang telah menyelesaikan drama korea dalam semalam.
Namun takkan berlangsung lama karena akhirnya mereka akan merasa menyesal telah
membuang-buang waktu istirahat selamaman hanya untuk menonton drama korea yang
membuat pagi harinya berantakan. Tapi bagi penggemar drama korea penyesalan ini
akan menguap jika mereka telah mendapatkan drama korea yang baru, dan akhirnya
mengulangi kagiatan yang sama.
Penggemar
drama korea akan merasa ada sesuatu yang kurang jika dalam berhari-hari tidak
menyantap drama korea. Rasanya seperti kurang vitamin pesona pemeran drama
korea, hingga membuatnya rela menghabiskan kouta untuk youtube ria demi
oppa-oppa ganteng. Banyak para penggemar yang bangun dini hari untuk selancar
di youtube agar segera bisa menikmati drama terbaru yang masih ongoing untuk
mengobati rindunya. Faktanya mereka akan hafal pada jadwal tanyang drama korea
yang disuka dari berbagai saluran TV korea. Rela streaming walaupun tidak tahu
artinya, kerana subtitle belum keluar. Hingga hari-harinya dikuasai oleh
pikiran tentang drama korea.
Ingatlah. Kita
hidup jauh dari peradaban korea, dan tentu saja kita memiliki jalan hidup yang
berbeda dari alur pada drama korea, yang membuat kita membayangkan ada pada
situasi yang manis dalam drama korea. Kita memiliki kehidupan dan urusan yang
lebih penting dari kenikmatan sesaat itu. Kita hendaknya lebih memperhatikan
lingkungan kita, yang didalamnya kita hidup berdampingan dan saling
membutuhkan.
Berfikir
realistislah tentang manfaat dan tidaknya drama korea bagi kehidupan kita.
Menghitung-hitung apakah manfaatnya lebih banyak ataukan keburukannya yang
lebih banyak. Jika dipikir lebih jauh, drama korea hanya kenikmatan sesaat yang
hanya menyita waktu. Menontonya tentu boleh saja, namun harus tau waktu dan porsinya.
Menonton dalam waktu senggang tentu tak akan mengganggu aktifitas kita. Namun
kita harus tertib pada atauran yang kita buat, berhenti disaat kita harus
berhenti. Sehingga tidak menyita waktu tidur, atau waktu aktifitas lainnya.
Drama korea
yang digila-gilai itu pada akhirnya hanya akan menghilang seiring berjalannya
waktu. Tak menontonnyapun tak apa, karena itu hanya akan menjadi kesenangan
sesaat. Namun semuanya, kembali kediri kita masing-masing. Jika memiliki
keinginan untuk berhenti, maka berusahalah sekuat tenaga. (/ay)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar